Masyarakat Indonesia, sudah tidak asing dengan buah kurma. Di mana negara dengan 34 provinsi ini dihuni penduduk muslim terbesar di dunia.
Buah dengan rasa manis legit ini banyak dicari, terutama saat bulan Ramadhan. Namun, tak dapat disangka buah tersebut dapat dibudidayakan di negara kita sendiri.
Mungkin saja, ke depannya di Indonesia dapat menjadi negara penghasil buah asal negeri Jazirah Arab, bibit kurma. Bagaimana tidak? Perkebunan bibit kurma mulai tumbuh subur. Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur dan Nangroe Aceh Daarussalam, contohnya.
Kurma yang ditanam 8 varietas dengan umur sekira dari 10 bulan hingga 4 tahun. Diperkirakan akhir tahun ini pohon kurma sudah ada yang mulai berbuah ruthob atau kurma muda.
Buah yang identik dengan oleh-oleh ketika pulang dari umroh dan naik haji ini memiliki nilai ekonomis yang cukup menjanjikan. Di mana dalam satu pohon kurma akan mengeluarkan 22 tandan kurma. Satu tandan mencapai 38 kilogram (Kg).
Puluhan Kg buah kurma itu untuk pohon kurma berumur 10 tahun. Sementara untuk kurma berumur 3 hingga 4 tahun menghasilkan 10 hingga 15 tandan. Per tandan kurma berumur itu menghasilkan buah 10 – 15 kg.
Nilai jual buah kurma pun cukup tinggi. Di mana per kilo mencapai Rp 300 ribu. Jika per tandan pohon terdapat 10 tandan maka penghasilan satu pohon tidak kurang 100 kg kurma. Sehingga per pohon menghasilkan Rp300 juta.
“Nilai ekonomis pohon kurma juga cukup menjanjikan. satu pohon kurma bisa menghasilkan ratusan juta.
Budidaya kurma di negara tropis ini memiliki tantangan, seperti perbedaan iklim. Hal tersebut dijadikannya sebagai motivasi agar bibit kurma bisa tumbuh subur. Dalam budidaya tersebut, dirinya tidak membutuhkan perawatan khusus. Kurma hanya butuh cukup air, suhu kelembaban yang cukup, PH tanah dan pupuk organik.